CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 16 Agustus 2008

ETANOL ????? ,,,BIOFUEL????,, ITU APA SIH ?????

BIOFUEL
Sejalan dengan timbulnya kesadaran tentang semakin mahalnya bahan bakar konvensional, akhir-akhir ini banyak kalangan membicarakan potensi biofuel sebagai bahan bakar pengganti.
Pengertian umum biofuel ialah bahan bakar terbarukan yang dihasilkan melalui fermentasi tumbuh-tumbuhan atau lemak binatang. Biodiesel adalah salah satu jenis biofuel berupa methanol (mono-alkyl) ester, yakni bahan bakar berbasis ethanol ester. Biodiesel dapat digunakan langsung atau di campur dengan minyak diesel biasa, dalam perbandingan tertentu.
Pengalaman menunjukkan bahwa bahan bakar biodiesel mudah digunakan, tanpa harus melakukan modifikasi mesin, mudah larut kembali (biodegradeable), nontoxic (tidak beracun), bahkan boleh dikatakan bebas belerang (sulfur) dan aromatics.
Karena sifat-sifat tersebut di atas, biodiesel merupakan bahan bakar ramah lingkungan. Dibandingkan dengan minyak diesel konvensional, biodiesel menghasilkan lebih sedikit kerak di dalam mesin, lebih sedikit menghasilkan gas mono-oksida, sulfur-oksida, dan partikel padat (abu).
Hasil sebuah penelitian tahun 1998 mempublikasikan bahwa pemakaian biodiesel dapat mengurangi emisi karbon-dioksida (CO2) sebanyak 78 persen dibandingkan dengan pembakaran minyak diesel konvensional.


Brasil
Negara yang paling maju dalam pemakaian biodiesel ialah Brasil, yang telah memulai meneliti cara-cara memakai biofuel (ethanol, gasohol maupun biodiesel) sejak lebih dari 30 tahun silam. Sesungguhnya penggunaan biofuel di Brasil juga dipicu krisis penyediaan bahan bakar fosil di negara itu.
Krisis minyak tahun 1970-an mendorong Pemerintah Brasil menerapkan “proalcool” yaitu, program untuk meningkatkan penggunaan alkohol dari tebu sebagai bahan bakar pengganti bensin bagi kendaraan umum.
Pada awal program, alkohol digunakan sebagai campuran bensin sebanyak 24 persen. Setelah krisis energi tahun 1979, alkohol bahkan tidak lagi digunakan sebagai bahan campuran bensin, tetapi sudah 100 persen menggunakan alkohol sebagai bahan bakar kendaraan.
Pada tahun 1984, lebih dari 90 persen kendaraan yang dijual di Brasil menggunakan mesin berbahan bakar alkohol.
Tahun 1986, pada saat harga minyak turun, Pemerintah Brasil mengalami kesulitan dengan “proalcool” nya. Kebijakan pendukung “proalcool” seperti jumlah investasi yang telah mencapai US$ 20 miliar, jumlah kendaraan berbahan bakar alkohol yang telah mencapai 5 juta buah, dan sistem padat karya dalam perluasan tanaman tebu, mengalami kelambatan pada saat harga minyak dunia turun lebih rendah dari harga sebelum krisis.
Proalcool mengalami kemunduran hebat pada tahun 1989, pada saat Brasil kekurangan ethanol di pusat-pusat konsumen. Hal ini terjadi karena harga jual ethanol terkait dengan harga gula di pasar dunia. Seperti halnya di Indonesia, harga gula di pasar Brasil memperoleh subsidi. Pada saat harga gula dunia naik, produsen gula lebih suka menjual gula daripada ethanol.
Namun setelah tahun 1993, Pemerintah Brasil berhasil menghapus subsidi gula, sehingga bahan bakar alkohol dapat lebih bersaing denga bensin.
Kini, Brasil bahkan sudah mengadopsi mesin “flex-fuel” yang dapat menggunakan bahan bakar bensin biasa atau menggunakan alkohol.
Produsen mobil seperti General Motor (GM), Fiat dan Volkswagen telah memasarkan 12 model mobil bermesin flex-fuel sejak 2003. Pada tahun 2004, sebanyak 110.000 mobil bermesin flex-fuel terjual di Brasil. Dalam waktu dekat GM memperkirakan 60 persen mobil di Brasil sudah akan menggunakan mesin flex-fuel.
Keberhasilan Brasil dalam mengembangkan biofuel sebagai bahan bakar pengganti, tidak lepas dari konsistensi kebijakan mereka di dalam mengatasi krisis bahan bakar, serta melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bahan bakar impor.
Keberhasilan Brasil dalam proalcoI mereka terutama di dukung oleh keseriusan Pemerintah Brasil dalam menerapkan kebijakan memberikan insentif bagi investasi pabrik pengolahan alkohol, pembangunan SPBU untuk menjual bahan bakar ethanol agar diperoleh dengan mudah untuk memperlancar distribusi.
Dengan harga minyak mentah dunia di atas US$ 60 per barel, harga jual ethanol per liter di Brasil justru lebih rendah daripada premium. Dan meningkatnya konsumsi ethanol yang notabene merupakan produksi dalam negeri justru memperbaiki neraca anggaran dan keuangan Brazil. Bahkan kini Brazil sudah mulai mengekspor teknologi ethanol antara lain ke Amerika Serikat.
Thailand
Negara lain di luar Brasil yang serius mengembangkan bahan bakar pengganti ialah Thailand. Sejak tahun 1985, melalui sebuah dekrit Raja, Thailand mengembangkan bahan bakar pengganti dalam proyek yang disebut Royal Chitrlada Project (RCP) dengan tujuan meneliti sejauh mana alkohol yang diproduksi dari tebu dapat digunakan sebagai bahan pencampur premium. Proyek ini didukung oleh berbagai pihak termasuk dukungan dari Petroleum Authority of Thailand (PTT).
Pada tahun 1996, PTT bekerja sama dengan Thailand Institute of Scientific and Technological Research dan RCP berhasil membuat kemurnian alkohol mencapai 99,5 persen dan mencampurkannya ke dalam premium dengan perbandingan 1:9 dan dicoba dalam kendaraan RCP. Saat ini, gasohol dengan campuran tersebut sudah dapat diperoleh di SPBU di seluruh Thailand.
Bagaimana dengan Indonesia? Penggunaan biofuel di Indonesia masih berupa wacana. Namun jika kita belajar dari pengalaman Brasil, penggunaan biofuel ternyata memang dapat membawa manfaat dalam jangka panjang. Manfaatnya bukan saja hanya dalam bentuk penghematan devisa, tetapi juga meningkatnya agroindustri di Brasil, yang padat karya yang membantu meningkatkan ekonomi rakyat.


SEDANGKAN ARTI ETANOL ADALAH :

Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O.
Sejarah
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.[1]
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian (1858), Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya.

Pembuatan
Etanol dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai berikut:
• Etanol untuk konsumsi umumnya dihasilkan dengan proses fermentasi atau peragian bahan makanan yang mengandung pati atau karbohidrat, seperti beras, dan umbi. Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi biasanya berkadar rendah. Untuk mendapatkan alkohol dengan kadar yang lebih tinggi diperlukan proses pemurnian melalui penyulingan atau distilasi. Etanol untuk keperluan industri dalam skala lebih besar dihasilkan dari fermentasi tetes, yaitu hasil samping dalam industri gula tebu atau gula bit.
• Melalui sintesis kimia melalui antara reaksi gas etilen dan uap air dengan asam sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam sulfat dapat juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang dipakai.

tapi kalo kalian berminat buat etanol sih gapapa...........
soalnya buat etanol tuh susah susah gampang

soalnya didekat rumah saya ada yang membuat etanol ..

nanti deh saya berikan informasinya di posting berikutnya...


SAYA JUGA BERIKAN FERSI INGGRIS - NYA :::::
ETHANOL

What is ethanol?
Ethanol has been used since prehistory, most often as an alcohol-based beverage. Also known as ethyl alcohol or grain alcohol, it can be made from biomass such as grain, corn, sugar, or starchy vegetables like potatoes.
Ethanol is made by converting the carbohydrate (starch) portion of biomass into sugar, which is then converted to ethanol in a fermentation process similar to brewing beer. Pure ethanol was first promoted as a transportation fuel by Henry Ford for his Model T automobile, but at the time, conventional gasoline was the less expensive fuel.
Ethanol should never be confused with methanol. Also known as wood alcohol, methanol is a highly poisonous, clear liquid that is not recommended for fuel use by most vehicle manufacturers.
The advantages of Ethanol-blended Mother Nature's Fuel
Mother Nature's Fuel can boost vehicle performance, lower emissions and contribute to the local community.


Performance
• Ethanol can reduce pre-ignition, which under severe conditions may result in serious damage, especially to high performance engines. You can tell if your engine has pre-ignition problems if you hear "knocking" or "pinging" noises when you're accelerating hard or climbing a hill.
• It has natural detergent properties that help to keep fuel tanks and systems clean of contaminants.
• It's a natural gas line antifreeze in winter.


Emissions reduction
• Ethanol can increase combustion efficiency and reduce carbon monoxide emissions.
• Using ethanol can reduce greenhouse gas emissions.


Production energy efficiency
• One of the most efficient ethanol facilities in North America, our Lloydminster facility will utilize waste heat and steam from the nearby Husky heavy oil upgrader site in the manufacturing process.
• The recycled waste heat and steam reduces the use of natural gas by approximately 40%.
• Our new Minnedosa plant is powered by clean-burning natural gas, with the bulk of its electricity coming from hydropower - another renewable source.


Rural development
Husky's two ethanol production facilities will assist local economies in several ways:
• short-term employment during the construction phase
• long-term employment for plant employees
• purchase of grain from local producers
• production of DDGS, helping further develop the livestock feed industry
• purchase of local goods and services


Research support
Between 2005 and 2010, Husky expects to contribute $2.9 million to the University of Manitoba for research into biofuels. The University has announced it will create two research chairs in biofuels, with a focus on ethanol, and will leverage Husky's investment to $5 million through government support programs.
Lloydminster ethanol plant
• 130 million litres of ethanol per year
• 40-60 person-years of engineering during design and construction
• approximately 140 person-years of construction
• 26 full-time permanent positions available
• 350,000 tonnes of grain feedstock purchased annually
• 134,000 tonnes of DDGS produced annually
Minnedosa ethanol plant
• 130 million litres of ethanol per year
• approximately 40 person-years of engineering during design and construction
• more than 200 person-years of construction
• 5-10 new positions anticipated
• 350,000 tonnes of grain purchased per year
• about 126,000 tonnes of DDGS produced annually


Ethanol, emissions and energy
Ethanol is an oxygen-containing fuel. When added to gasoline, the ethanol blend lowers the levels of carbon monoxide emitted from vehicles by promoting a more complete combustion of the fuel. Depending on the vehicle's age, reductions of carbon monoxide can be as great as 25%.
A recent Canadian study shows that on a lifecycle basis, 10% ethanol-blended gasoline can lower greenhouse gas emissions by up to 4%. The study tracked greenhouse gas emissions starting at planting and fertilizing fields through to harvest, trucking feedstock to the ethanol plant, production of ethanol, transportation to fuel distributors and retailers and finally to consumption in motorists' vehicles. GHGenius (www.ghgenius.ca), a Canadian model for lifecycle assessment of transportation fuels, reached similar conclusions about ethanol's impact on greenhouse gas reduction.
The Canadian government's position is that 10% ethanol-blended gasoline could contribute to a net reduction of Canada's greenhouse gas emissions.
Some news stories have relied on studies that claimed corn-based ethanol and other biofuels burn more energy than they produce. These articles tend not to take into account the industry's changing technology. Also, Husky's ethanol is made from wheat, which has unique characteristics and requires different growing conditions than corn.
At Husky's new ethanol plants we are using modern techniques that increase energy efficiency and reduce potential negative effects on the environment. In addition, by integrating the new facilities with Husky plants, we are able to achieve efficiencies in land use, infrastructure, operations and maintenance. For example, at Lloydminster the new ethanol plant is situated next to our existing heavy oil upgrading facility and the Meridian Cogeneration plant. This location lets us use recycled waste heat and steam from the nearby facilities, which, in turn, reduces the amount of natural gas required for plant operation. This synergy cuts use of natural gas by about 40%.
Husky has achieved environmental benefits at both ethanol facilities by adopting the principles of reduce, reuse and recycle as well as by employing efficient, modern technologies. For example:
• Existing industrial land will be used rather than developing native lands
• Process water will be reused, reducing the need for raw water
• Wastewater will be recycled
• Dust control systems and newer more efficient technologies (e.g. DDGS dryer and cooling tower) will minimize emissions
• No significant solid wastes will be produced


Ethanol, octane and engine performance
Consumers often ask questions about the different octane ratings, especially as they relate to our ethanol blends. Husky's octane ratings for gasoline are 87 (regular), 89 to 90 (midgrade) and 92 to 94 (premium grade). The compression ratio of a vehicle's engine determines the minimum gasoline octane rating the engine requires. Essentially, octane rating is a measure of how much fuel can be compressed before it ignites spontaneously. When gas ignites by compression rather than from the spark from the spark plug, it causes engine "knock" which can damage an engine. Lower-octane gasoline can handle the least amount of compression before knocking.
The addition of ethanol results in a higher octane rating for the blended gasoline. Husky creates its 89 to 94 octane "Mother Nature's Fuel" by blending up to 10% ethanol with regular unleaded or premium gasoline. The higher-octane levels of ethanol-blended fuels are a boon to high-performance engines.
Provinces have different tax-reduction formulas to encourage motorists to try ethanol-blended fuel. This results in different prices for ethanol-blends across Canada. For example in Saskatchewan, Manitoba and the Greater Vancouver Regional District, Husky and Mohawk retailers can market midgrade blend (89-90 octane with up to 10% ethanol) for the price of regular unleaded gasoline. As the rules and opportunities emerge, Husky expects to offer more blends of ethanol fuel (higher octane fuel) at a price advantage to consumers.
We expect refiners will soon make available an 85-octane version of regular gasoline to mix with ethanol in some provinces. Husky would then be in a position to competitively market an 87 octane ethanol-gasoline blend. We would of course continue to offer our higher-octane blends.


Using ethanol-blended fuel in other engines
Ethanol-blended fuels are approved for use in most non-automotive engines:
• Almost all engines sold in North America are approved for use of up to 10% ethanol in gasoline.
• Any small engines, such as gardening equipment, motorcycles and other recreational vehicles that are approved for regular unleaded gasoline, will run well on 89 to 90 octane ethanol-blends.
• In some classic vehicles, ethanol could affect the older style fuel system seals but it may be used if these seals are replaced.
New models of snowmobiles are built similarly to Flexible Fuel Vehicles and can handle a wide variety of fuels, including ethanol-blended gasoline. Always check your owner's manual before changing fuel types.
All marine motor manufacturers now approve the use of 10% ethanol-blend. Before using ethanol-blended fuel for the first time in an older marine engine, Husky and Mohawk recommend that all water be removed from the tank. Once that is done, there will be nothing but benefits -- since many outboard motor carburetor problems result from water in the fuel system, continuous use of an ethanol-blend can prevent water accumulation and unnecessary maintenance.


Ethanol: the future
The market for ethanol-blended fuels in Canada is expected to grow significantly over the next few years. With construction of our two ethanol plants, Husky is in an excellent position to supply markets in Saskatchewan and Manitoba. We also expect to have enough surplus ethanol to distribute to Husky and Mohawk retail sites in other provinces.
Husky has been the first to respond to consumer demand for ethanol blends, and intends to stay in the lead. In future, Husky may investigate producing fuel ethanol from cellulose, using vegetation such as straw, corn stalks and other waste organic materials. And we continue to look for new and better technologies to help us produce "Mother Nature's Fuel"


Selengkapnya...


Energi alternative dari singkong ???
kok bisa ya ?????


Singkong Pun Bisa Jadi Energi Alternatif


Friday, 27 June 2008

Seperti diketahui, kondisi ekonomi dunia saat ini mengalami pukulan berat dengan kian melambungnya harga BBM. Tak terkecuali di Indonesia. Karena itu, banyak kalangan yang berusaha mencari energi alternatif yang lebih murah dan bisa diperbarui. Kini beragam temuan energi alternatif pun terus berdatangan dan kali ini satu temuan lagi datang dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, berupa bahan etahnol untuk bahan bakar penganti minyak tanah.

Situs Media Indonesia.com dalam dalam rubrik ipteknya memberitakan temuan tersebut. Selama ini, ethanol dikenal sebagai bahan dasar alkohol dan parfum. Namun, etahnol temuan ITS Surabaya justru diambil dari bahan alami yang ada di sekitar masyarakat, yakni singkong gondrowu.

Bahkan, tingkat efisiensi ethanol dibandingkan dengan minyak tanah cukup jauh. Satu liter ethanol setara dengan sembilan liter minyak tanah. Karena mengunakan bahan ethanol, kompor yang dipergunakan adalah kompor khusus yang diperuntukan bahan etahnol. Pihak ITS juga telah menciptakan kompor tersebut bekerja sama dengan perusahaan pembuatan kompor di Probolinggo, Jawa Timur.

Peneliti ethanol dari Fakultas MIP ITS Sri Nurhatika mengatakan, untuk membuat energi alternatif ini mudah. Bahkan, bisa dilakukan oleh masyarakat awam. Yang penting bahannya memiliki kandungan karbohidrat, seperti singkong.

Bahan baku yang diuji coba ITS adalah singkong gondrowu, jenis singkong berukuran raksasa yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya pahit dan beracun. Namun, dibalik itu semua teryata singkong ini mengandung nilai yang luar biasa untuk bahan bakar. Bila tidak ada singkong bisa juga dengan bahan lain yang memiliki kandungan karbohidrat. Ika mencontohkan, ethanol ini di Bekasi dapat dibuat dari limbah kulit kacang koro, sedangkan di daerah Kediri menggunakan limbah tahu. "Kami juga sedang mengincar Probolinggo karena di sana banyak sekali tetes tebu," ujarnya.

Proses pembuatannya juga sederhana. Ketela atau bahan-bahan lain tersebut dihaluskan, lalu direbus. Kemudian ditambahkan enzim amylase dan diberi ragi. Menurut Ika, "Untuk sementara ini, ragi tape biasa pun bisa digunakan. Tapi kami sedang mengkaji lebih lanjut ragi khusus untuk ethanol ini". Larutan tersebut didiamkan selama tiga sampai empat hari agar proses fermentasi berjalan. Setelah itu, ethanol akan dihasilkan. Namun demikian kadar ethanol ini masih 90%. Sementara untuk kompor diperluakan kadar ethanol sebesar 95%.

Untuk menaikkan kadar ethanol, katanya, perlu ditambahkan batu kapur. Ini perlu dilakukan sebab ethanol dengan kadar di bawah 95% masih mengandung Pb (timbal). Sedangkan ethanol untuk bahan bakar kompor harus bebas dari Pb, karena jika tidak bebas dari Pb, cairan tersebut bisa meledak.

Keunggulan bahan bakar ethanol selain lebih ekonomis juga terbukti tanpa jelaga. Namun, pemanasan ethanol diakui Ika lebih lama jika dibandingkan dengan minyak tanah. Sebagai misal, ntuk memasak mi, kompor minyak tanah membutuhkan waktu 10 menit. Sedangkan kompor ethanol dua hingga tiga menit lebih lama.


Selengkapnya...

10 kebiasaan aneh orang indonesia
mau tau gak (bukannya saya nggak bangga jadi orang indonesia, tapi ini hanya sekedar hiburan saja)


1. KEtika di jalan raya, setiap kali ada kendaraan (mobil, motor, truk, dll) ingin berbelok (ke kiri atau kanan), mereka selalu melambai2kan tangan (jawa: Mengawe - awe). Padahal khan kendaraan mereka khan ada lampu sein-nya toh?? Bukankah lebih mudah menggerakkan jari sejauh satu inchi utk menyalakan lampu sein daripada menggerak2kan seluruh tangan ke atas - bawah??

2. Kalau ada orang menyeberang jalan lewat zebra cross, mereka juga selalu melambai2kan tangan. Padahal lambaian tangan mereka itu seperti memanggil orang utk mendekat kepada mereka, bukankah itu malah menyuruh kendaraan bermotor utk menabrak mereka??

3. Trus, kalo kita jalan2 diperumahan yang semi - semi kampung, atau memang bener - bener kampung, biasanya ada tanda jalan yg bertuliskan "Pelan2 banyak anak kecil". Permasalahannya adalah, seringkali pertanda itu ditaruh di sisi kiri jalan yang notabene memakan sebagian badan jalan. Sudah tahu jalannya kecil, kok malah di taruh palang yg gak penting. Khan bisa saja di taruh di pinggir, tak perlu sampai menghalangi kendaraan. Malah buat macet...

4. Belum lagi kalo kita melewati pertigaan, ts heran dengan orang2 yang menaruh sebuah Tong ditengah jalan. Mungkin maksudnya utk mengatur alurnya kendaraan. Tapi menurut ts malah mempersempit dan mempermacet jalan. Ambil Tong itu, selesai kan? Tanpa Tong itu pun, alur lalu lintas lebih lancar.

5. Kalo ada orang meninggal, biasanya mereka menaruh Karangan Bunga di depan mobil ambulansnya. Fungsinya apa??? Mungkin utk memberitahu bahwa ada yg meninggal, tapi khan lak yo gak penting seh... Udah ada tulisan mobil jenazah lewat, trus ada nguing - nguingnya, ada iring2an mobil, orang lain juga sudah tahu kalo ada yg meninggal.

6. Ketika sedang mendengarkan ceramah pejabat, orang - orang yg ndengerin tuh ceramah pada ngangguk2 semua. Jadi kalo ceramahnya dua jam, ya selama dua jam itu pula kepala mereka bergoyang2 kaya boneka kecil yg biasa ditaruh di dashborad mobil itu. Apa ngga capek??

7. Trus, coba deh kalian perhatikan kalo ada Pejabat yg ngomong di depan kamera, para anak buahnya bakal ngumpul di belakang utk ikutan nampang di kamera. Dan seperti biasa, mereka juga bakal ngangguk2 gak jelas.

8. Kalo ts bersalaman dengan orang - orang, mereka kebanyakan setelah bersalaman menaruh tangan kanannya ke dada. Nda tahu maksudnya apa... padahal tangan lawan salaman mereka juga nda ada yg spesial.

9. Di daerah perkampungan, kalo ada rumah yang sedang punya hajatan, biasanya mereka mendirikan terop/tenda. Lha, habis itu, mereka pasang itu yg namanya Speaker Ribuan Watt. Pasang aja sih nda papa, yg jadi masalah mereka itu nyetel lagu DANGDUT REMIX yang nguuuuuuilani soro... Udah nyetelnya kencang banget, judul lagunya "Mandul" pula. Yeekksss....

10. Terakhir, Setiap kita mau parkir di toko2 atau restoran, biasanya ada tulisan "Bebas Parkir". ts setiap kali melihat tulisan itu ingin ketawa rasanya. Karena sebetulnya orang2 yg menulis itu pasti tidak lulus UNAS Bahasa Indonesia. Sekarang, logikanya gini aja kalo di dalam rumah sakit atau restoran, sering ada tulisan "Bebas Rokok", bukan? Artinya kita tidak boleh merokok, karena area tsb bebas(bersih) dari rokok. Lha, kalo ada tulisan "Bebas Parkir", artinya area tersebut bersih(bebas) dari kendaraan yg parkir. Trus, kenapa kita malah disuruh parkir di situ?? Betul tidak?

11.cari tahu sendiri...


Selengkapnya...