CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 16 Agustus 2008


Energi alternative dari singkong ???
kok bisa ya ?????


Singkong Pun Bisa Jadi Energi Alternatif


Friday, 27 June 2008

Seperti diketahui, kondisi ekonomi dunia saat ini mengalami pukulan berat dengan kian melambungnya harga BBM. Tak terkecuali di Indonesia. Karena itu, banyak kalangan yang berusaha mencari energi alternatif yang lebih murah dan bisa diperbarui. Kini beragam temuan energi alternatif pun terus berdatangan dan kali ini satu temuan lagi datang dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, berupa bahan etahnol untuk bahan bakar penganti minyak tanah.

Situs Media Indonesia.com dalam dalam rubrik ipteknya memberitakan temuan tersebut. Selama ini, ethanol dikenal sebagai bahan dasar alkohol dan parfum. Namun, etahnol temuan ITS Surabaya justru diambil dari bahan alami yang ada di sekitar masyarakat, yakni singkong gondrowu.

Bahkan, tingkat efisiensi ethanol dibandingkan dengan minyak tanah cukup jauh. Satu liter ethanol setara dengan sembilan liter minyak tanah. Karena mengunakan bahan ethanol, kompor yang dipergunakan adalah kompor khusus yang diperuntukan bahan etahnol. Pihak ITS juga telah menciptakan kompor tersebut bekerja sama dengan perusahaan pembuatan kompor di Probolinggo, Jawa Timur.

Peneliti ethanol dari Fakultas MIP ITS Sri Nurhatika mengatakan, untuk membuat energi alternatif ini mudah. Bahkan, bisa dilakukan oleh masyarakat awam. Yang penting bahannya memiliki kandungan karbohidrat, seperti singkong.

Bahan baku yang diuji coba ITS adalah singkong gondrowu, jenis singkong berukuran raksasa yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya pahit dan beracun. Namun, dibalik itu semua teryata singkong ini mengandung nilai yang luar biasa untuk bahan bakar. Bila tidak ada singkong bisa juga dengan bahan lain yang memiliki kandungan karbohidrat. Ika mencontohkan, ethanol ini di Bekasi dapat dibuat dari limbah kulit kacang koro, sedangkan di daerah Kediri menggunakan limbah tahu. "Kami juga sedang mengincar Probolinggo karena di sana banyak sekali tetes tebu," ujarnya.

Proses pembuatannya juga sederhana. Ketela atau bahan-bahan lain tersebut dihaluskan, lalu direbus. Kemudian ditambahkan enzim amylase dan diberi ragi. Menurut Ika, "Untuk sementara ini, ragi tape biasa pun bisa digunakan. Tapi kami sedang mengkaji lebih lanjut ragi khusus untuk ethanol ini". Larutan tersebut didiamkan selama tiga sampai empat hari agar proses fermentasi berjalan. Setelah itu, ethanol akan dihasilkan. Namun demikian kadar ethanol ini masih 90%. Sementara untuk kompor diperluakan kadar ethanol sebesar 95%.

Untuk menaikkan kadar ethanol, katanya, perlu ditambahkan batu kapur. Ini perlu dilakukan sebab ethanol dengan kadar di bawah 95% masih mengandung Pb (timbal). Sedangkan ethanol untuk bahan bakar kompor harus bebas dari Pb, karena jika tidak bebas dari Pb, cairan tersebut bisa meledak.

Keunggulan bahan bakar ethanol selain lebih ekonomis juga terbukti tanpa jelaga. Namun, pemanasan ethanol diakui Ika lebih lama jika dibandingkan dengan minyak tanah. Sebagai misal, ntuk memasak mi, kompor minyak tanah membutuhkan waktu 10 menit. Sedangkan kompor ethanol dua hingga tiga menit lebih lama.


3 komentar:

sabrani mengatakan...

amang nya tu singkokng jika di kasih kapur tu bisa bertambah kadar etanolnya nenjadi 95% sedangkan jika mau bisa di pakai untuk bahan bakar motor bisa gak

sabrani mengatakan...

mang dah ada percobaanya gak sih??????????????? terus nih singkokng bisa gak wat bahan bakar lainnya?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

sabrani mengatakan...

emang nya alo di kasih kapur kadar etanol malah lebih dari 95% yah dan emang udah ada percobaan